Rabu, 27 Desember 2017

IBUKU ADALAH SEMANGATKU

IBUKU adalah seorang penyemangatku yang selalu kuat dalam melakukan segala hal apapun. Dia tidak pernah menyerahakan apa yang sedang dihadapi atau dialami, dia tetap tegar dengan melakukannya.
Ibuku tidak pernah berhenti menyerah dia selalu bekerja dan terus bekerja. Dia sosok ibu yang seperti malaikatku karna dia ibu yang selalu ada buatku, dia tidak pernah letih dalam mencari nafkah walaupun dia sendiri yang bekerja, dia tidak pernah lelah untuk melakukannya.
Ibu penyemangat bagiku karena dia sosok wanita yang aku inginkan dengan kelembutan hatinya yang selalu menyemangati hari-hariku. Aku menyebutnya sebagai penyemangatku karna ibu makhluk yang paling sabar dia selalu menasehatiku jika aku salah.
Jika aku pulang telat, jika aku tidak sholat atau beribadah, dia penyemangat karena dia bekerja tidak pernah letih. Walaupun dia sendiri yang bekerja dia selalu menginginkan aku yang terbaik. Saat ini yang dia inginkan dari diriku akan rajin rajin kuliah agar kelak cepat menyusun skiripsi dan menjadi mahasiswa yang terbaik.
Setelah itu dia menginginkan aku kerja setelah kuliah dia meginginkan aku ini bekerja di suatu perusahaan, supaya kuliah ku atau gelar sarjanaku ini tidak hanya berdiam di rumah dan dia juga menginginkan berangkat ke tanah suci makkah.
Jadi itu salah satu motivasi atau semangat bagiku, ibuku selalu memikirkan tentang masalah kuliah atau ekonomi, karena dia yang bekerja. Sedangkan yang dia sekolahkan ada empat orang anak, dua mahasiswa dua lagi sekolah.
Selain memikirkan biaya keperluan sehari hari atau kebutuhan kuliah/sekolah, dia tetap menabung buat ketanah suci makkah. Dia sangat menginginkan hal itu saat ini. Hal itu yang membuat aku selalu bersemangat dalam kuliah. Dia selalu ngumpulkan duit itu untuk pergi ketanah suci. Padahal dia hanya seorang pedagang biasa yang menginginkan banyak uang untuk keperluannya, anak-anak dan suaminya agar bisa makan dan tidak merasa kekurangan. Dia sangat baik bagiku, karena dia menyuruh ayahku tidak bekerja lagi dikarenakan pernah mengalami sakit struk ringan.
Saat itu juga ibu mulai semakin giat bekerja dan terus bekerja. Dia sangat baik sekali sebab walaupun dia seperti itu dia tidak pernah mengeluh akan kesusahannya kepada orang lain. Tetapi adik ibu yang selalu membuat ibu saya susah pikirannya, sedangkan kami anak-anaknya jarang membuat ibu merasa sedih.
Karena kami selalu berfikir buat membahagiakan ibu kelak nanti, aku sangat dekat dengan dia. Jadi dia selalu bercerita tentang yang dia inginkan atau kesusahannya dalam hal yang telah diahadapi.
Sebaliknya saya bercerita tentang keinginan saya, tetapi itu hanya keinginan saya. Cuma dia menurutinya, dengan cara diam diam mengumpulkan duit dan membelinya. Dia sangat berfikir orangnya sehingga saya tidak merasa kekurangan apa yang dia berikan, dia mengatakan bahwa yang dia inginkan.
Jangan pernah tinggalkan sholat karena yang membantu dia saat ini itu Allah, sehingga dia sekuat dan seberani itu dalam membiayai semua keperluan kami dari makanan atau pun keperluan lainnya, dia bidadari penyemangatku karena dia yang selalu memberi arahan terbaik untukku.

Tiada lagi kata kata buatnya dia segalanya bagiku Karena dia yang membuat aku sampai seperti saat ini. Jikala dia tidak ada dalam hidupku mungkin pada saat ini aku tidak bisa kuliah, dan tidak akan menjadi seperti saat ini. Dan aku menjadi semangat akan apa yang dia hadapi atau dia rasakan dalam hal ini, dari kata kata yang dia berikan membuat aku semakin tersipu akan yang dia katakana, dia semangat dalam menjalankan atau menghadapi masalah dan itu salah satunya penyemangat bagiku. (Tulisan Ermi Dayanti, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar