Dia
seorang malaikat berwujud nyata yang dikirimkan Allah SWT untukku.
Dia
makhluk yang tak pernah mengenal kata lelah walupun sebesar apapun masalah yang
di hadapinya. Ia hanya memikirkan kenyamanan, kebahagiaan, dan masa depan
anaknya. Sebab itu sapaan pantas untuknya adalah “IBU”.
Ibuku adalah
seorang ibu sekaligus ayah buatku. Ia guru saya di rumah yang mengajarkan saya
segala hal. Pemimpin saya di dalam rumah tangga, ia wanita kuat, wanita tegar, wanita
tangguh yang pernah saya kenal seumur hidup saya.
Sungguh
saya salut pada ibu, ia yang kini hidup sendiri tak ada lagi tempat bercerita
baginya. Tak ada lagi orang yang selalu mendampinginya dalam apapun yang mereka
lalui bersama. Walaupun kini ia telah sendiri tapi semangatnya untuk saya
sebagai anaknya tak pernah hilang. Ia yang selalu mendorong saya untuk selalu
mendapatkan hasil terbaik.
Dia tak
pernah mengharapkan balasan untuk segala apa yang dia lakukan, karena jerih
payahnya sehingga aku bisa melanjutkan pendidikan saya sampai saat ini. Semua ini
karena pejuangannya sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Dia yang tak
pernah mengeluh, padahal saya tahu dirinya sangat lelah.
Dia tak
pernah ingin menunjukkan kekecewaan, disaat anaknya berbuat salah. Justru terus
mambangkitkan semangat anaknya agar lebih baik dan tidak mengulanginya. Hal itu
dilakukannya karena yang diinginkan ibu adalah kebahagiaan anaknya.
Dia yang
sekarang terus melawan rasa takut dan memberanikan diri untuk tinggal di rumah,
dan selalu memikirkan kondisi anaknya yang jauh darinya. Ya walaupun begitu
semangatnya untuk melihat senyum anaknya tak pernah luntur. Semangat jiwa
bersabar nya lah yang membuat aku kagum padanya.
Ia adalah
malaikat bagi saya. Sekarang saya sadar apa saja yang dilakukannya hanya untuk
kehidupan kami ke depannya. Segala kebaikannya,perjuangannya untuk saya, takkan
pernah bisa dilupakan karena satu-satuya yang saya punya. Karena hanya dia yang
ingin saya bahagiakan, karena hanya dia yang selalu mengerti bagaimana sifat
baik dan buruk saya.
Dia yang
mengenal bagaimana saya. Dia adalah wanita sempurna bagi saya dan berjanji pada
diri ini, semua kelelahan ini akan kugantikan dengan senyuman ikhlas nan
panjang dari bibirnya, karea keberhasilan saya kelak.
Tak ada yang
lain yang ingin saya bahagiakan kecuali ibu saya. Tak ada yang membuat senang hatiku kecuali ibu ,akan
kugantikan semua kelelahannya selama ini. (Tulisan Rizqina Aziza Mahasiswa
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar