Ketika malam masih belum melabuhkan tirainya, ketika ayam belum berkokok di
waktu pagi, ketika makhluk bernama manusia masih lagi lena dalam dunia mimpi
yang indah itu.
Seorang insan yang amat aku sayangi telah bangun dari tempat tersebut dan
itulah satu-satunya insan yang bernama ‘IBU’.
Ibu adalah seorang yang sabar karena disaat anak-anak masih lagi lena di sulit mimpi
yang indah, ia sabar mengorbankan masa tidurnya semata mata bangun untuk menyiapakan
sarapan pagi untuk anak-anaknya dan untuk suami tercinta yang amat ia cintai dan
sayangi.
Selepas menyiapakan sarapan, dia sabar melayan karenah anak-anak ketika mengejutkan mereka dari
tidur yang lena itu karna setiap dari anak-anak mempunyai
ragamnya tersendiri yang selalu membuat ibu tersenyum ketika mengejutkan
anak-anak dari tidur.Sesudah mengejutkan anak-anak dan memastikan semua bangun
dari tidur untuk bersiap pergi ke sekolah untuk menimba ilmu supaya menjadi
insan yang cemerlang mahupun di dunia dan di akhirat.
Ibu terus bergegas menyiapkan pula pakaian seragam sekolah untuk anak-anak
dengan menggosok baju tersebut dengan penuh rapi dan teliti .Betapa lelah dan
penatnya ibu ketika itu dia tetap sabar dan tak pernah sekali pun mengeluh
dengan apa yang dia kerjakan.
Dia tidak berhenti disitu saja, ketika anak-anak yang dia sayangi pergi
menimba ilmu di sekolah, dia bertungkus lumus membersihkan serta melaksanakan tanggungjawabnya
sebagai seorang ibu.
Dia menyediakan masakan yang enak untuk keluarganya. Bukan itu sahaja, dia juga yang mengemas bilik tidur, ruang tamu,
dapur tampa rasa capek lelah kerana akan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu. Betapa penatnya dia pada masa itu, betapa lelahnya
dia ketika itu, dia tetap sabar menunggu anak-anak yang tercinta pulang dari sekolah
untuk makan bersama sama karena dengan melihat senyuman anak-anak, semua penat dan
lelah yang dia rasai pada haritu terus lenyap begitu sahaja.
Ibulah tempat mengadu, ibu lah tempat yang selalu mewarnai hidup, ibulah yang
sentiasa ada ketika anak-anak perlukannya. Betapa penat dengan kerjanya seharian
dia tetap sabar mendengar dan melayang karenah permata hatinya ketika berada di
rumah.
Itulah ibu yang sabar, sanggup mengorbakan masa tidurnya, masa rehatnya, masa
makannya, masa santainya, semata mata untuk melihat anak-anak yang amat ia kasihi
tumbuh dengar sihat, berilmu, berjaya dalam hidup maupun di akhirat, menjadi anak
yang berguna, dan menjadi yang menyejukkan mata dan hati seorang ibu. (tulisan
Muhammad Hamizan, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar