Rabu, 27 Desember 2017

IBU SEORANG YANG SABAR

Ketika malam masih belum melabuhkan tirainya, ketika ayam belum berkokok di waktu pagi, ketika makhluk bernama manusia masih lagi lena dalam dunia mimpi yang indah itu.
Seorang insan yang amat aku sayangi telah bangun dari tempat tersebut dan itulah satu-satunya insan yang bernama ‘IBU’.  Ibu adalah seorang yang sabar karena disaat anak-anak masih lagi lena di sulit mimpi yang indah, ia sabar mengorbankan masa tidurnya semata mata bangun untuk menyiapakan sarapan pagi untuk anak-anaknya dan untuk suami tercinta yang amat ia cintai dan sayangi. 
Selepas menyiapakan sarapan, dia sabar melayan karenah anak-anak ketika mengejutkan mereka dari tidur yang lena itu karna setiap dari anak-anak mempunyai ragamnya tersendiri yang selalu membuat ibu tersenyum ketika mengejutkan anak-anak dari tidur.Sesudah mengejutkan anak-anak dan memastikan semua bangun dari tidur untuk bersiap pergi ke sekolah untuk menimba ilmu supaya menjadi insan yang cemerlang mahupun di dunia dan di akhirat.
Ibu terus bergegas menyiapkan pula pakaian seragam sekolah untuk anak-anak dengan menggosok baju tersebut dengan penuh rapi dan teliti .Betapa lelah dan penatnya ibu ketika itu dia tetap sabar dan tak pernah sekali pun mengeluh dengan apa yang dia kerjakan. 
Dia tidak berhenti disitu saja, ketika anak-anak yang dia sayangi pergi menimba ilmu di sekolah, dia bertungkus lumus membersihkan serta melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu.
Dia menyediakan masakan yang enak untuk keluarganya. Bukan itu sahaja,  dia juga yang mengemas bilik tidur, ruang tamu, dapur tampa rasa capek lelah kerana akan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu.  Betapa penatnya dia pada masa itu, betapa lelahnya dia ketika itu, dia tetap sabar menunggu anak-anak yang tercinta pulang dari sekolah untuk makan bersama sama karena dengan melihat senyuman anak-anak, semua penat dan lelah yang dia rasai pada haritu terus lenyap begitu sahaja. 
Ibulah tempat mengadu, ibu lah tempat yang selalu mewarnai hidup, ibulah yang sentiasa ada ketika anak-anak perlukannya. Betapa penat dengan kerjanya seharian dia tetap sabar mendengar dan melayang karenah permata hatinya ketika berada di rumah.

Itulah ibu yang sabar, sanggup mengorbakan masa tidurnya, masa rehatnya, masa makannya, masa santainya, semata mata untuk melihat anak-anak yang amat ia kasihi tumbuh dengar sihat, berilmu, berjaya dalam hidup maupun di akhirat, menjadi anak yang berguna, dan menjadi yang menyejukkan mata dan hati seorang ibu. (tulisan Muhammad Hamizan, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar