Sinar
rembulan yang menggantikan matahari mencolok menembus bumi karena matahari yang
tidak memperlihatkan sinar nya lagi, disaat alam beristirahat setelah bekerja
lelah seharian dan disaat manusia
kembali ke tempat peristirahatan nya.
Disaat itu pula sujud nya di hadapan
Allah menjadi harapan untuk kesuksesan anak nya, doa nya yang tak pernah putus untuk
kebahagian anak nya, tangis nya memohon kepada Allah tak pernah terhenti untuk
keselamatan anak nya, kedua tangan nya yang meminta dengan lantang menjadi
jaminan atas harapan nya.
Dialah ibuku, yang melahirkanku dengan
jeritan dan cucuran darah serta rasa sakit yang amat membuatnya hampir mati,
tetapi itu semua ia telan bulat bulat demi kehadiranku. Dialah ibuku, dia tak
tidur demi menjaga ku dalam tidurku, dia tak makan hanya demi menjaga ku dari
laparku, dia kekelahan hanya demi menjaga agar putri kecil nya tetap terenyum,
karena baginya tidak ada kebahagiaan yang kekal selain kebahagiaan anaknya.
Tidak ada rasa sakit yang parah selain
derita anak nya, tak ada senyum yang lebar selain riang tawa anak nya. Dialah
ibuku yang mengorbankan hidup nya demi membesarkan ku, memberi segala yang dia
punya bahkan nyawa nya sendiri. Kadang aku tak sadar sering menyakiti hati nya
dan membuat nya menangis tetapi hati nya dengan ikhlas tak pernah marah ataupun
memberontak, Ia buat menjadi sebuah debu kecil yang akan hialng jika
dibersihkan.
Dia menjadi alasan ku untuk untuk tetap
semangat dalam menggapai cita cita, dia yang selalu membuat ku tetap teguh
pendirian disaat aku sudah bimbang dengan apa yang ku terima di dunia ini, dia
menjadi pengobat hati ku disaat aku dalam kesedihan yang amat luar biasa, dia
menjadi benteng yang kokoh disaat benteng di dalam diriku roboh, dia menjadi segala nya dalam kehidupan ku dia
turut andil dalam perjalananku.
Tak ada yang bisa menggantikan dia di
hidup ku, dan sampai sekarang aku masih bersyukur kepada tuhan karena dia
mengrimkan ku ibu yang berhati malaikat. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana
hidup ku jika tidak ada dia, mungkin aku hanya seperti seonggok daging yang tak
berguna, hanya sebatas manusia yang hampa di dunia ini. Ibuku malaikat ku
segala ucapan terimaksih tak ada harga nya dengan pengorbananmu sebuah rumah
mewah pun tak ada banding nya bahkan sebongkah mutiara tak bisa mengantikan
setitik keringatnya yang habis karena membesarkan ku.
Aku hanya berharap dapat membalas
setitik dari semua pengorbanan nya, membuat bibir nya yang kering menjadi sebuah
senyum lebar atas kesuksesan ku, mengganti setidaknya setetes dari banyak nya
darah yang ia keluarkan untuk ku dengan keberhasilan yang aku capai nanti nya.
Dan satu doa yang aku harapkan dan itu
pantas untuk nya semoga surga Allah terbuka lebar untuk nya karena dia Malaikat
ku, karena aku tau semua malaikat Allah ada di surga dan kali ini malaikat ku
berada di sisi ku yang sekarang kebahagiaan nya menjadi prioritas utama ku, aku
akan melakukan apa saja demi membahagiakannya, aku akan meminta pada tuhan untuk
tetap menjaganya dan memberi dia kesehatan sampai nanti waktunya tiba aku
memberikan segala yang aku punya untuknya.
Karena apa yang aku miliki sekarang ini
tak akan pernah aku miliki tanpa ada nya jasa seorang ibu. Dan aku meminta pada
Allah agar tetap menjaga tempat ibuku
nantinya yaitu Surga, karena itu lah tempat malaikat malaikat Allah. Karena
ibuku adalah Malaikat ku. (Dina Sahara, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Sumut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar