Rabu, 27 Desember 2017

MALAIKAT TANPA SAYAP

Sinar rembulan yang menggantikan matahari mencolok menembus bumi karena matahari yang tidak memperlihatkan sinar nya lagi, disaat alam beristirahat setelah bekerja lelah seharian dan disaat manusia kembali ke tempat peristirahatan nya.

Disaat itu pula sujud nya di hadapan Allah menjadi harapan untuk kesuksesan anak nya, doa nya yang tak pernah putus untuk kebahagian anak nya, tangis nya memohon kepada Allah tak pernah terhenti untuk keselamatan anak nya, kedua tangan nya yang meminta dengan lantang menjadi jaminan atas harapan nya.
Dialah ibuku, yang melahirkanku dengan jeritan dan cucuran darah serta rasa sakit yang amat membuatnya hampir mati, tetapi itu semua ia telan bulat bulat demi kehadiranku. Dialah ibuku, dia tak tidur demi menjaga ku dalam tidurku, dia tak makan hanya demi menjaga ku dari laparku, dia kekelahan hanya demi menjaga agar putri kecil nya tetap terenyum, karena baginya tidak ada kebahagiaan yang kekal selain kebahagiaan anaknya.
Tidak ada rasa sakit yang parah selain derita anak nya, tak ada senyum yang lebar selain riang tawa anak nya. Dialah ibuku yang mengorbankan hidup nya demi membesarkan ku, memberi segala yang dia punya bahkan nyawa nya sendiri. Kadang aku tak sadar sering menyakiti hati nya dan membuat nya menangis tetapi hati nya dengan ikhlas tak pernah marah ataupun memberontak, Ia buat menjadi sebuah debu kecil yang akan hialng jika dibersihkan.
Dia menjadi alasan ku untuk untuk tetap semangat dalam menggapai cita cita, dia yang selalu membuat ku tetap teguh pendirian disaat aku sudah bimbang dengan apa yang ku terima di dunia ini, dia menjadi pengobat hati ku disaat aku dalam kesedihan yang amat luar biasa, dia menjadi benteng yang kokoh disaat benteng di dalam diriku roboh, dia  menjadi segala nya dalam kehidupan ku dia turut andil dalam perjalananku.
Tak ada yang bisa menggantikan dia di hidup ku, dan sampai sekarang aku masih bersyukur kepada tuhan karena dia mengrimkan ku ibu yang berhati malaikat. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup ku jika tidak ada dia, mungkin aku hanya seperti seonggok daging yang tak berguna, hanya sebatas manusia yang hampa di dunia ini. Ibuku malaikat ku segala ucapan terimaksih tak ada harga nya dengan pengorbananmu sebuah rumah mewah pun tak ada banding nya bahkan sebongkah mutiara tak bisa mengantikan setitik keringatnya yang habis karena membesarkan ku.
Aku hanya berharap dapat membalas setitik dari semua pengorbanan nya, membuat bibir nya yang kering menjadi sebuah senyum lebar atas kesuksesan ku, mengganti setidaknya setetes dari banyak nya darah yang ia keluarkan untuk ku dengan keberhasilan yang aku capai nanti nya.
Dan satu doa yang aku harapkan dan itu pantas untuk nya semoga surga Allah terbuka lebar untuk nya karena dia Malaikat ku, karena aku tau semua malaikat Allah ada di surga dan kali ini malaikat ku berada di sisi ku yang sekarang kebahagiaan nya menjadi prioritas utama ku, aku akan melakukan apa saja demi membahagiakannya, aku akan meminta pada tuhan untuk tetap menjaganya dan memberi dia kesehatan sampai nanti waktunya tiba aku memberikan segala yang aku punya untuknya.
Karena apa yang aku miliki sekarang ini tak akan pernah aku miliki tanpa ada nya jasa seorang ibu. Dan aku meminta pada Allah  agar tetap menjaga tempat ibuku nantinya yaitu Surga, karena itu lah tempat malaikat malaikat Allah. Karena ibuku adalah Malaikat ku. (Dina Sahara, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar