Rabu, 27 Desember 2017

RINDU KU

AKU ingat semua tentang mu, aku ingat saat kita masih bersama, aku ingat semua hal yang membuat kita tertawa, iya aku mengingatnya dan  mungkin dirimu juga memiliki rasa yang sama sepertiku. Di setiap harinya kita selalu menghabiskan waktu bersama walau terkadang dirimu harus membagi waktu untuk bekerja juga.
Aku mengenal sosokmu yang mungkin belum terlalu mahir untuk mengenal seseorang saat usia masa belia dulu. Sosokmu yang bagiku hanya satu-satu nya dititipkan Allah untuk ku. Yaitu kau mama.
     Mama, kalau aku disuruh untuk mengucapkan satu kata untukmu hanya rindu yang terucap dari bibirku ini. Aku melihatmu saat kau terbaring lemah di kasur, lalu tak berapa lama mama dibawa ke rumah sakit. Keesokan harinya aku  memnita mak tobang untuk membawa aku dan adikku untuk menjenguk mama.
Tapi mereka melarang kami untuk melihat mama. Mereka bilang kalau anak-anak tidak boleh untuk masuk keruangan, karena ruangannya ada pasiennya yang  kakinya putus, berdarah-darah dan sebagainya yang seram-seram mereka sebut. Dan aku merasa takut pada waktu itu alhasil tidak jadi untuk menjenguk mama.
        Keesokan harinya ada yang menelpon ke telepon rumah dan orang tersebut dari pihak rumah sakit. Mereka berkata kalau mama sudah tiada. Disitu aku menjerit sekuat-kuatnya. Diumurku yang masih terbilang muda, aku merasa kecewa dengan semua ini, ditambah lagi aku yang belum sempat melihat mamaku yang terbaring lemah dirumah sakit. Aku benci kenapa mereka waktu itu melarangku untuk melihatmu yang terakhir kalinya. Mama, mungkin waktu itu usiaku masih sangat muda untuk mengenalmu, menyayangimu dan mengingatmu.       
        Rasa cinta dan sayangku kepadamu akan selalu sama dan tidak akan ada sesuatu yang dapat merubahnya. Aku rindu akan celotehmu. Aku rindu perhatianmu. Aku rindu hangatnya pelukanmu. Aku rindu senyummu, tawamu. Mungkin ketika kau masih disini bersamaku aku sangat bahagia sekali. Terkadang aku cemburu melihat teman-temanku yang masih berkomunikasi dengan ibu kandungnya. Curhat tentang masalah hidup mereka, tetapi aku langsung menegur diriku sendiri bahwa masih banyak anak diluar sana yang lebih sedih dari diriku.
         Harus dengan bagaimana aku memperluas kata rinduku ini ma? Dulu aku sempat berfikir, kalau aku diberi satu permintaan sama Allah, aku  ingin mama kembali kepadaku. Rasanya tak adil aku tumbuh dan berkembang tanpa mama disisi. Banyak ma yang mengganti posisi mama ditempat lain , tapi bukan untuk posisi dihatiku. Ada dan akan selalu ada hati ini untuk merindukanmu. Bahkan ketika selalu ada hal-hal yang membuatku teringat denganmu aku tak sanggup untuk menahan air mata yang penuh kerinduan ini. Disetiap hariku penuh harapan tentangmu.
        Ma, maafkan aku ya, aku belum bisa membuatmu bahagia. Mungkin waktu kebersamaan di dunia tidak kita miliki. Biarpun raga kita berpisah, tapi jiwa kita akan selalu menyatu. Setiap dalam doa yang ku panjatkan untukmu, aku berharap engkau tenang dialam sana. Jangan cemaskan aku ma.. aku baik-baik saja disini. Percayalah anak mu ini akan tumbuh dengan dewasa, menjadi contoh yang baik untuk adik-adikku dan aku akan menunjukkan kepada mu kesuksesanku kelak, aamiin… dukung aku yah ma…(tulisan Insyarah Putri Utami Harahap, Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumut)     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar