Selasa, 08 November 2016

HATI DAN RASA TERSAKITI, MUNCULKAN AKSI 411

Aksi 4 November 2016 banyak memberi hikmah dan pelajaran, serta menorehkan sejarah Bangsa Indonesia. Sejarah yang menujukkan betapa umat Islam Indonesia adalah umat tetap istiqomah menjaga perdamaian dalam bingkai demokrasi.
Ratusan ribu bahkan jutaan umat Islam Indonesia melakukan aksi demo pada
411 menuntut penegakan hukum dan keadilan atas dugaan penistaan agama 
yang dilakukan Gubernur DKI non aktif Basuki Cahaya Purnama alias Ahok.
Ratusan ribu bahkan mungkin jutaan umat Islam Indonesia, bergandeng tangan, di Ibukota Negara dan berbagai wilayah, dengan satu tuntutan menegakkan keadilan atas dugaan penistaan agama dan kitab suci Al Qur’an.
Peristiwa 411 adalah keja dian langka dan mungkin baru pertama kali terjadi. Partai politik, tokoh nasional atau siapapun, akan sangat sulit mengulang momentum tersebut atau tidak mungkin dilakukan seorang manusia Indonesia.
Lalu apa yang menggerakkan massa yang begitu banyak dari berbagai penjuru negeri, mereka datang tanpa diundang, tidak dibiayai dan tidak difasilitasi, serta tidak dimobilisasi. Jawabnnya adalah karena ‘Ada Rasa’.
Rasa sakit hati, karena agamanya dinistakan, kitab sucinya dilecehkan, ulamanya dituding membohongi umatnya. Rasa kecewa karena keadilan tidak ditegakkan sebagaimana mestinya. Rasa kecewa karena hukum tidak berjalan sesuai koridornya. Rasa khawatir bangsa ini akan tercerai berai.
Artinya bagi yang tidak muncul Rasa itu dihatinya, tentu orang tersebut tidak akan mengerti dan mampu memahaminya. Rasa sakit hatilah yang kemudian menggerakkan seluruh niat, langkah dan semangat umat Islam Indonesia untuk bergabung pada aksi demo 411 tersebut.
Perlu diingat, bahwa Al Qur’an adalah Firman Allah SWT, dan sejah diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw hingga hari kiamat, Allah yang akan menjaganya dengan cara-Nya Allah sendiri.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr: 9).
Kemudian, sebagaimana diketahui, bahwa hati manusia diliputi oleh bermacam rasa. Ada sayang, benci,rindu, cinta dan perasaan lainnya yang kadang susah buat kita menafsirkannya. Begitu kompleksnya masalah perasaan dalam hati manusia ini, sehingga kadangkala susah membedakan antara airmata bahagia ataukah airmata duka. Manusia sendiri sering bersembunyi dibalik airmuka yang tidak diketahui oleh sesamanya mengenai apa yang tersimpan di lubuk hatinya, walaupun sering dikatakan bahwa airmuka menunjukkan isi hati seseorang.
Memahami isi hati seseorang bukanlah hal mudah dan dapat dipahami langsung hanya dalam waktu singkat. Pengenalan pada diri seseorang itu dilakukan seumur hidup, karena itulah tidak baik ketika bertemu hanya dalam beberapa kali, langsung menilai seseorang dengan karakter tertentu, apalagi sampai men-judge orang tersebut, itu bisa jatuh kepada fitnah. Padahal hanya Allah lah yang mengetahui isi hati manusia.
“Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hati (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha mengehui segala sesuatu”. (QS An Nuur 24 : 64)
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS Az Zumar 39 : 22)
“Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”. (QS An Nahl 16 : 23).
Jelaslah, kalau Allah yang membukakan hati umat Islam Indonesia untuk berjuang membela Agama Islam dan Al Qur’an, maka tidak satu orang hamba pun yang mampu menghalanginya. Kalau Allah yang menguatkan hati umat Islam Indonesia untuk berjuang, maka seluruh proses perjuangan itu akan difasilitasi Allah.
Sebab itu kita tidak heran, begitu mudahnya orang berangkat untuk ikut aksi 411. Bahkan dengan mudahnya menyerahkan harta bendanya untuk membantu aksi 411, begitu banyaknya do’a yang dilantunkan meminta pertolongan Allah agar umat Islam Indonesia yang menuntut keadilan diselamatkan dan dilindungi.
Rasa inilah yang kemudian menggerakkan ratusan ribu bahkan jutaan umat Islam berkumpul menjadi satu, niat dan tujuan satu yakni menuntut keadilan dan penegakan hukum. Tanpa Rasa itu, untuk mengumpulkan begitu banyak umat dalam satu agenda, bukanlah pekerjaan mudah. Namun kalau Allah yang berkehendak, pasti akan terjadi, karena memang tidak ada yang sulit bagi Allah.
Allah Maha Menggerakkan, sebaik-baik pembuat rencana, pemegang hati dan jiwa hamba-Nya, Maha Melihat dan Mendengar, Allah penguasa langit dan bumi serta seluruh isi yang ada di dalamnya. Wallahu A'lam Bishawab. (***)