IBU adalah sosok yang berjasa dalam hidup ini. Dia mengandung selama 9 bulan dan
melahirkan dengan pengorbanan yang sangat besar. Ibu saya adalah orang yang
sangat saya cintai dan saya sayangi dalam hidup ini.
Dia
memiliki wajah
yang sangat cantik, rambut yang hitam bergelombang, matanya yang bulat, dan
senyumnya yang indah. Dia mempunyai sifat yang dapat membuat saya kagum dan
bangga pada dirinya dan membuat saya ingin jadi sepertinya.Ibu saya adalah
seorang wanita yang pandai
memasak. Masakannya selalu enak membuat saya selalu ketagihan.
Ibu orang yang teristimewa bagi saya
dia merawat saya dari sejak kecil hingga sekarang dia tak pernah mengeluh,kalau
saya sedih dia yang selalu menghiburku yang selalu memberi motivasi untuk
menjadi anak yang kuat. Tapi sampai saat
ini saya belum bias membalas jasa seorang ibu. Selama ini saya hanya bias membantah
bila dinasehati, selalu melawan dikasih tau, tapi ibu selalu sabar.
Ibu saya adalah orang yang disiplin.
Sejak ia masih muda, ibu saya selalu terbiasa untuk menjadi disiplin dan
terbiasa untuk meletakkan segala sesuatu ditempatnya kembali. Dia suka semuanya
dalam keadaan rapi. Dia akan marah jika anaknya tidak menempatkan segala
sesuatu yang saya gunakan kembali dimana saya mengambilnya.
Dia terkadang suka mencubit saya atau
adik saya, namun saya tetap sayang sama dia, karna dia wanita yang mandiri. Dia
suka melakukan segala sesuatu dengan sendiri, selama dia masih bisa
melakukannya sendiri.
Tetapi ketika saya sudah kuliah dimedan
saya jarang bertemu dengan dia, saya jarang memakan masakan dia, dia juga
sering menangis ketika rindu dengan saya kata ayah saya.
Dia selalu berkata “ yang mandiri ya
disana,jaga kesehatan, jangan lupa sholatnya”. Tetapi kini saya mulai sadar, pengorbanan yang dilakukan
ibu hanya demi kebahagian saya, dia sering marah dan mencubit itu karna dia
sayang terhadap saya.
Dia adalah pendengar dan penasehat
terbaik saya. Dia seorang wanita yang tercipta paling istimewa karena dirinya
yang cantik, dan masakannya yang sedap, nasehatnya begitu berharga,dia sosok
yang begitu sempurna bagi saya. Dia orang yang paling bisa mengerti saya.
Kadang saya berpikir penderitaan karena
mengandung saya selama 9 bulan itu belum lah berakhir. Penderitaan mu semakin
bertambah seiring pertumbuhan ku ini. Aku yang semakin dewasa menjadi sosok
yang sangat egois, sosok yang tidak tahu diri di hadapannya tapi tidak pernah
di hiraukan. Karena ibu tahu bahwa rasa sayangnya lah yang menjadi kunci
kesabarannya. (tulisan Ayu
Pratama, mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar