Kamis, 28 Desember 2017

IBU YANG ISTIMEWA

IBU adalah sosok yang berjasa dalam hidup ini. Dia mengandung selama 9 bulan dan melahirkan dengan pengorbanan yang sangat besar. Ibu saya adalah orang yang sangat saya cintai dan saya sayangi dalam hidup ini.
Dia memiliki wajah yang sangat cantik, rambut yang hitam bergelombang, matanya yang bulat, dan senyumnya yang indah. Dia mempunyai sifat yang dapat membuat saya kagum dan bangga pada dirinya dan membuat saya ingin jadi sepertinya.Ibu saya adalah seorang  wanita yang pandai memasak. Masakannya selalu enak membuat saya selalu ketagihan.
Ibu orang yang teristimewa bagi saya dia merawat saya dari sejak kecil hingga sekarang dia tak pernah mengeluh,kalau saya sedih dia yang selalu menghiburku yang selalu memberi motivasi untuk menjadi anak yang kuat. Tapi  sampai saat ini saya belum bias membalas jasa seorang ibu. Selama ini saya hanya bias membantah bila dinasehati, selalu melawan dikasih tau, tapi ibu selalu sabar.
Ibu saya adalah orang yang disiplin. Sejak ia masih muda, ibu saya selalu terbiasa untuk menjadi disiplin dan terbiasa untuk meletakkan segala sesuatu ditempatnya kembali. Dia suka semuanya dalam keadaan rapi. Dia akan marah jika anaknya tidak menempatkan segala sesuatu yang saya gunakan kembali dimana saya mengambilnya.
Dia terkadang suka mencubit saya atau adik saya, namun saya tetap sayang sama dia, karna dia wanita yang mandiri. Dia suka melakukan segala sesuatu dengan sendiri, selama dia masih bisa melakukannya sendiri.
Tetapi ketika saya sudah kuliah dimedan saya jarang bertemu dengan dia, saya jarang memakan masakan dia, dia juga sering menangis ketika rindu dengan saya kata ayah saya.
Dia selalu berkata “ yang mandiri ya disana,jaga kesehatan, jangan lupa sholatnya”. Tetapi  kini saya mulai sadar, pengorbanan yang dilakukan ibu hanya demi kebahagian saya, dia sering marah dan mencubit itu karna dia sayang terhadap saya.
Dia adalah pendengar dan penasehat terbaik saya. Dia seorang wanita yang tercipta paling istimewa karena dirinya yang cantik, dan masakannya yang sedap, nasehatnya begitu berharga,dia sosok yang begitu sempurna bagi saya. Dia orang yang paling bisa mengerti saya.
Kadang saya berpikir penderitaan karena mengandung saya selama 9 bulan itu belum lah berakhir. Penderitaan mu semakin bertambah seiring pertumbuhan ku ini. Aku yang semakin dewasa menjadi sosok yang sangat egois, sosok yang tidak tahu diri di hadapannya tapi tidak pernah di hiraukan. Karena ibu tahu bahwa rasa sayangnya lah yang menjadi kunci kesabarannya. (tulisan Ayu Pratama, mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumut)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar