KEBAL? ITU IBUKU

IBU adalah seorang wanita yang sangat spesial bagiku.Untukku ia itu kebal.Kenapa bisa begitu ? Karena ia dapat bekerja terus-menurus tanpa lelah, tanpa henti, tanpa ngeluh, dan tanpa pamrih.

Ibuku ini identik dengan tahan banting karena apapun pekerjaan yang ia lakukan, itu sudah pasti dipukul rata langsung kelar semua sekali dikerjakan. Setiap kali aku melihat ia bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga, tak kuasa ku berkata atau pun berbicara kepadanya. Walaupun tujuannya ingin meringankan bebannya karena ia menikmati setiap kerjaan yang ia kerjakan.

Aku pun mulai mengamati dan akhirnya menonton juga bukan pilihan yang buruk. Kesehariannya, ia menyapu di pagi hari, dilanjutkan dengan mengepel lantai, mencuci piring, menyiram bunga, memasak, dan terkadang membereskan kamarku.

Di saat aku menawarkan bantuan terhadapnya,pasti ia akan menolak dan menyuruhku untuk istirahat, ia tidak ingin aku terbebani lagi soal rumah. Namun, aku merasa ada yang tidak lengkap jika tidak ada pekerjaan rumah yang bisa kukerjakan. Karena aku berpikir mau itu anaknya cowok atau cewek, lelah ataupun sedang santai, aku berpandangan sebagai anak itu harus tetap tahu tentang pekerjaan-pekerjaan rumah, semua itu akan kita butuhkan nantinya.

Saya menganggap merawat rumah itu bukan hal mudah dan tidak semua dapat dikerjakan dengan baik. Contohnya merawat tanaman, itu bukan hanya diberikan pupuk saja. Namun yang namanya merawat itu diperhatikan adakah batang yang busuk atau tidak, airnya sudah mencukupi atau belum, tanah sudah sesuai atau belum, dan masih ada lagi.

Jadi setiap kali aku merawat tanaman, ya langsung saja “Ma, abang mau ke kampus, ada tugas buat makalah mendadak”. Ia pun menjawab dengan nada pelan dengan lafas memaklumi “Ya udah, hati-hati ya.. nanti kalo siang belom pulang, belik nasi bungkus aja langsung di sana”, dengan girang pun kujawab “Oke mot”, dan yang kupikirkan pada saat itu juga “Chaaaauuuu langsooongggg”.

Ibuku sudah mulai menua,walaupun kekuatannya masih tetap seperti waktu halnya masih muda. Saat kulihat, terkadang aku terpaku dengan tahi lalat yang ada di pipinya. Wajah yang sudah mulai terlihat lesu, postur tubuh mulai berubah yang pada awalnya tinggi dan tegap seperti Capt.America sekarang mirip seperti nenek-nenek.

Tapi jangan salah, rambutnya lurus, panjang, dan hitam diiringi dengan senyuman manisnya, alis mata yang jarang dengan mata hitamnya yang bersinar di kala matahari mulai terbang tinggi ke langit, dan akan terlihatlah giginya yang masih putih dan belum berlubang, disertai suara nyaring dan sangat kurindukan.

Namun, aku merasa kesal setelah ia mengucapkan “Bangun sana bang, olahraga, kecilkan badan tu sikit, nanti malas mau ngurusin badanmu, trakhirnya genduuuttt aja..”

Setelah mendengarnya akupun mulai tertegun dan berpikir, ”Tidor lagi lah, capek pun, kuliah udah hampir tiap hari, oalahhhh..” (M.Alfiz Wahyudistira Lubis, mahasiwa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut)