Rabu, 03 Januari 2018

IBUKU PEMARAH

IBUKU bernama Magdaena, anak kelima dari dua belas bersaudara. Ibu juga mempunyai suami seorang nelayan dan mempunyai satu anak yaitu aku. Ibuku juga seorang ibu rumah tangga yang pemarah diantara tetangga yang lain.
Aku sering di marahi oleh ibuku, saat aku belum makan ibu marah padaku, saat aku belum mandi sore ibu juga memarahiku, saat pekerjaan rumah ada yang tidak beres ku lakukan ibu juga marah padaku. Akan tetapi semarah apapun ibu kepadaku aku tak pernah benci terhadapnya karena dia adalah ibuku.
Ibuku sangat mudah marah kepadaku. Cuma masalah kecil saja ibuku bisa memarahiku sampai berjam-jam. Oleh sebab itu semua yang membuat ibu marah tidak akan aku lakukan lagi.  Ibuku marah kepadaku bertanda bahwa dia sangat menyayangiku.
Ibu tidak ingin aku sakit jika aku merasa tidak makan. Dia tidak ingin aku manja makanya dimarahi aku saat rumah belum bersih, ibu marah padaku karena ibu peduli kepadaku. Dibalik sifat pemarah ibuku ada sifat leman lembut yang tertanam didalam dirinya.
Bagiku ibu adalah pahlawanku yang rela melakukan apa saja untukku, ibu rela bekerja siang malam hanya karena ingin menyekolahkanku sampai aku sudah duduk dibangku mahasiswa.

Terkadang aku merasa kasihan kepada ibuku yang bekerja keras untukku, jadi aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan ibuku, aku akan belajar sungguh-sungguh dan membuktikan bahwa aku akan sukses berkat perjuangan ibuku. (Hamdani Hamzah, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar