Selasa, 02 Januari 2018

IBUKU INSPIRASIKU

WANITA yang bernama Hj Satilah Aini, dia adalah ibuku. Wanita yang luar biasa. Ibuku bukan wanita karier. Ia hanya seorang ibu rumah tangga.
Sejak ayah meninggal, ibu saya bekerja sebagai wiraswasta. Ibu saya thau banyak soal marketing. Kunci utamanya adalah memelihara kepuasan pelanggan. Agar pelanggan puas, maka harus memberikan yang terbaik. Karena itu, semua yang bekerja padanya sudah mengetahui tabiat ibu yang cerewet, jika pegawainya bermalas malasan.
Ibuku tidak pernah belajar ilmu psikologi, dia hanya seorang ibu yang berhati lembut, tidak pernah marah, marahnya adalah diam. Saat saya masih duduk di taman kanak-kanak, aku masih ketika pulang sekolah saya berlari-lari hanya untuk menunjukkan gambaran saya kepada ibu dan ayah.
Waktu itu ibu saya belum bekerja, hanya ibu rumah tangga saja. Ibu saya antusias ingin melihatkan gambar saya. Meski pun ibu saya tidak pernah merasakan pendidikan tinggi, ibu saya bukan wanita yang mudah untuk dibodoh bodohi.
Ibulah yang banyak meyakinkan ayah bahwa sebagai partner mereka berdua bisa menyekolahkan anak anaknya hingga perguruan tinggi. Tanpa dukungan ibu, ayah yang hanya PNS dan mengingat kakak saya kuliah di perguruan tinggi swasta. Sementara kami berdua saling susul menyusul . Alhamdulillah, saya bisa kuliah di perguruan tinggi negeri
Banyak hal yang saya pelajari dari ibu, tentang semangat belajar dan terus belajar, kesabaran dan kerja keras. Ia lakukan semua tugasnya sebagai istri, sebagai ibu dan sebagai wiraswasta tanpa mengeluh. Karena itulah aku memilih ibu sebagai sosok yang banyak menginspirasiku dan aku yakin banyak ibu seperti ibu saya di luar sana.

Seperti suster juga seorang ibu, pemulung mungkin seorang ibu, tukang sapu jalan juga seorang ibu, dokter juga seorang ibu, guru juga seorang ibu dan mereka menjalani itu semua tampa mengeluh.( Alfahri Akbar, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar