Romahurmuziy bersama Mbah Mun |
M. Romahurmuziy adalah
Ketua Umum Termuda dalam sejarah Partai Persatuan Pembangunan di Indonesia.
Romi atau Gus Rommy yang dikenal mewakili generasi Baby Boomers (tahun
kelahiran 1945-1964) dan generasi X (tahun kelahiran 1965-1985) telah mewarisi
tradisi politik santri dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU).
Secara silsilah, dia yang
dilahirkan di Yogyakarta pada 43 tahun silam adalah CICIT Kiai Wahab Hasbullah.
Kiai Wahab yang merupakan Rais Aam (orang nomor satu) terlama dalam sejarah NU,
yaitu selama 24 tahun. Kiai Wahab juga tercatat menjadi pendiri NU bersama
dengan Kiai Hasyim Asy'ari. M. Romahurmuziy juga adalah keturunan dari Wahib
Wahab yang adalah Menteri Agama pada 1959-1962.
Sementara ayahnya, Prof.
Dr. M. Tolchah Mansoer, dan ibunya, Hj. Umroh Machfudzoh adalah pendiri sayap
pelajar NU, Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU).
Ibunya juga adalah Ketua
DPW Partai Persatuan Pembangunan Provinsi DI. Yogyakarta di era 1980-an,
pendiri Wanita Persatuan Pembangunan dan anggota Fraksi PPP DPR 1987-1997.
M. Romahurmuziy menamatkan
pendidikan dasar dan menengahnya di Yogyakarta. Sementara gelar Sarjana Teknik
Fisika dan Magister Teknik Industri diperolehnya di Institut Teknologi Bandung.
Sejak kecil ia sudah sering berprestasi di aneka lomba dan terpilih sebagai
SISWA TELADAN NASIONAL pada tingkat SMP (1989) dan SMA (1992).
Dia juga menyabet juara di
MUSABAQOH TILAWATIL QUR'AN hingga festival band. Hal ini menegaskan meski
dibesarkan dalam tradisi santri, ia juga tak alergi dengan musik. Malah ia
tercatat sebagai basis band Bhinneka Svara IX di SMA yang sempat tampil pada
acara reunian.
Romahurmuziy bersama SBY |
Ia juga mantan Ketua OSIS
SMAN 1 Yogyakarta, Ketua Lembaga Kemahasiswaan Salman ITB, dan segudang
aktivitas lainnya.
Sementara dalam bidang
politik, M. Romahurmuziy memulainya dari kepengurusan Departemen di DPP pada
Muktamar V (2003), Wakil Sekjen (2007), hingga Sekjen (2011).
M. Romahurmuziy kemudian
masuk ke parlemen pada 2009 sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kebumen,
Banjarnegara dan Purbalingga. Begitu terpilih, ia ditunjuk sebagai Sekretaris
Fraksi PPP DPR, lalu menanjak sebagai anggota Badan Anggaran DPR (2009) dan
Ketua Komisi Pertanian DPR (2010).
Ia mulai menjadi perhatian
publik sejak keanggotaannya di Pansus Angket Skandal Bank Century (2009). Dia
juga pernah dinobatkan sebagai anggota DPR RI PALING ASPIRATIF dari daerah
pemilihan Jawa Tengah dan mendapat PWI Award (2013).
Namun M. Romahurmuziy
tampil sebagai Ketua Umum PPP di tengah konflik dualisme kepemimpinan. Konflik
yang dipicu muktamar ganda pada tahun 2014 ini kemudian diatasi dengan
menggelar Muktamar VIII untuk islah di Pondok Gede, Jakarta.
Dalam muktamar yang dibuka
oleh Presiden Joko Widodo, M. Romahurmuziy terpilih secara aklamasi. Hasil ini
menunjukkan KUATNYA penguasaan struktural partai hingga akar rumput.
Sejumlah kader yang tak
puas masih juga mencoba menggugat muktamar itu hingga akhirnya Mahkamah Agung
mengakhiri seluruh konflik hukum PPP berdasarkan Putusan Kasasi No.
514/K/TUN/2017 tanggal 4 Desember 2017.
Dengan demikian, SAH dan
PARIPURNA keabsahan DPP PPP di bawah kepemimpinannya. M. Romahurmuziy memegang
prinsip bahwa hidup setiap saat harus diisi dengan kegiatan yang memberi
manfaat kepada sesama.
"Kalau belum bisa
memberi manfaat kepada orang lain, janganlah membuat repot atau menyakiti
mereka. Kalau belum bisa memberi manfaat kepada diri sendiri, janganlah merusak
diri kita," ujarnya.
Saat ini, M. Romahurmuziy
yang tercatat sebagai Ketua Umum TERMUDA di antara partai-partai politik di DPR
itu tengah menjalankan konsolidasi hingga ke akar rumput. (DPP.OR.ID)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar