Ibuku adalah
ciptaan Allah SWT yang sangat luar biasa, karena ibuku mempunyai hati yang
tulus,serta kasih dan sayang yang tiada tara untukku dan ke-5 saudaraku.
Ibuku wanita
yang sangat tangguh karena semenjak ayah telah tiada, ibuku berperan sebagai ibu sekaligus ayah untukku
dan saudara-saudaraku. Menurutku itu tidak mudah
dilakukan, ia bekerja tanpa mengenal waktu, apa saja yang dapat dikerjakannya
akan ia lakukan, yang penting halal. Termasuk untuk memastikan kami mempunyai masa depan baik serta berkah, setara dengan
anak-anak pada umumnya.
Ketika ayah
masih hidup ibu juga bekerja membantu perekonomian keluarga. Aku melihat ibuku sangat
kerepotan, dimana harus berjualan sekaligus mengurus anak-anaknya. Pada saat
itu aku mempunya adik kecil berusia 3 tahun. Dua kakak aku tidak tinggal di rumah
karena harus menempuh pendidikan di luar kota.
Pada saat itu
aku berinisiatif buat menjaga adikku, agar ibu bisa bekerja dengan leluasa.
Tetapi setelah aku duduk dibangku kelas 6 SD ayah berpulang kerahmatullah. Pada
saat itu ibukuserta seluruh keluargaku sangat merasa kehilangan tetapi,aku yang
melihat ibukulah yang sangat rapuh,karena ia harus kehilangan pendamping
hidupnya. Tak ingin berlarut dalam kesedihan ibuku mencoba bangkit dari
keterpurukan.
Ibuku memulai
dari awal, karena usaha jahit ayah bangkrut waktu itu. Ibuku tidak pernah menunjukan
kepadaku dan saudara-saudaraku
wajah letihnya, malah sebaliknya ia menunjukan senyum
terbaik yang sangat indah menghiasi wajah ranumnya.
Pernah bahkan sering
sekali aku melihat ibu ketika selesai memasak makan siang, ia tidak langsung makan.
Bahkan aku rasa ia tidak makan satu suap-pun, tapi sebagai anak aku tahu ibuku
sebenarnya lapar. Tetapi, demi aku dan saudara-saudarku ia rela menahan lapar
agar kami anak-anaknya merasa kenyang dan merasa cukup.
Ibuku mendidik
anak-anaknya dengan sangat baik (bukan keras), ketika ia marah. Terkadang aku menentangnya,
dan setelah itu aku sadar bahwa aku salah, luar biasanya ibu memaafkan
kesalahanku dengan tulus. Apalagi ketika kami adik-beradik bertengkar dengan
masalah besar maupun kecil, ibu akan tetap memafkan kenakalan kami.
Kadang aku
merasa ibuku sudah tidak sanggup menahan beban yang besar yang ia tanggung, tetapi
aku salah. Ternyata ibuku punya kekuatan luar biasa menopang bebeban berat itu.
Ibu mengajari kami banyak hal. Ibuku
tidak ingin kami salah asuh, karena tidak sedikit masyarakat dimana tempat kami
tinggal dan bernaung, seorang istri yang ditinggal mati suaminya dipandang sebelah
mata.
Padahal mereka
tidak tahu apa yang sudah dialamai ibuku, mereka hanya pandai mencela mungkin dikarenakan
kurangnya asupan agama. Maka dari itu ibuku berusaha menujukan kepada dunia
bahwa ibu bisa mengidupiku dan saudara-saudaraku sampai hidup anak-anak
kesayangnya terjamin dan sukses dari hasil keringat ia sendiri. Karenakebahagiaan
kami adalah kebahagiannya, kesedihan kami juga kesedihannya.
Terimakasih
ibu, atas apa yang telah ibu korbankan dan perjuangkan buat anak-anakmu. Ibu
sangat berjasa dan berpengaruh dalam hidup kami, kami menyayangi ibu, kami
mencintai ibu, karena ibu adalahibu terhebat buat kami. (Ratna Aprilia Piliang,
mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar