Rabu, 03 Januari 2018

IBUKU YANG CANTIK

Ibuku adalah ciptaan Allah SWT yang sangat luar biasa, karena ibuku mempunyai hati yang tulus,serta kasih dan sayang yang tiada tara untukku dan ke-5 saudaraku.
Ibuku wanita yang sangat tangguh karena semenjak ayah telah tiada,   ibuku berperan sebagai ibu sekaligus ayah untukku dan saudara-saudaraku. Menurutku itu   tidak   mudah   dilakukan, ia bekerja tanpa mengenal waktu, apa saja yang dapat dikerjakannya akan ia lakukan, yang penting halal. Termasuk untuk memastikan kami mempunyai   masa depan baik serta berkah, setara dengan anak-anak pada umumnya.
Ketika ayah masih hidup ibu juga bekerja membantu perekonomian keluarga. Aku melihat ibuku sangat kerepotan, dimana harus berjualan sekaligus mengurus anak-anaknya. Pada saat itu aku mempunya adik kecil berusia 3 tahun. Dua kakak aku tidak tinggal di rumah karena harus menempuh pendidikan di luar kota.
Pada saat itu aku berinisiatif buat menjaga adikku, agar ibu bisa bekerja dengan leluasa. Tetapi setelah aku duduk dibangku kelas 6 SD ayah berpulang kerahmatullah. Pada saat itu ibukuserta seluruh keluargaku sangat merasa kehilangan tetapi,aku yang melihat ibukulah yang sangat rapuh,karena ia harus kehilangan pendamping hidupnya. Tak ingin berlarut dalam kesedihan ibuku mencoba bangkit dari keterpurukan.
Ibuku memulai dari awal, karena usaha jahit ayah bangkrut waktu itu. Ibuku tidak pernah menunjukan kepadaku dan saudara-saudaraku   wajah   letihnya,   malah sebaliknya ia menunjukan senyum terbaik yang sangat indah menghiasi wajah ranumnya.
Pernah bahkan sering sekali aku melihat ibu ketika selesai memasak makan siang, ia tidak langsung makan. Bahkan aku rasa ia tidak makan satu suap-pun, tapi sebagai anak aku tahu ibuku sebenarnya lapar. Tetapi, demi aku dan saudara-saudarku ia rela menahan lapar agar kami anak-anaknya merasa kenyang dan merasa cukup.
Ibuku mendidik anak-anaknya dengan sangat baik (bukan keras), ketika ia marah. Terkadang aku menentangnya, dan setelah itu aku sadar bahwa aku salah, luar biasanya ibu memaafkan kesalahanku dengan tulus. Apalagi ketika kami adik-beradik bertengkar dengan masalah besar maupun kecil, ibu akan tetap memafkan kenakalan kami.
Kadang aku merasa ibuku sudah tidak sanggup menahan beban yang besar yang ia tanggung, tetapi aku salah. Ternyata ibuku punya kekuatan luar biasa menopang bebeban berat itu. Ibu mengajari kami banyak hal.  Ibuku tidak ingin kami salah asuh, karena tidak sedikit masyarakat dimana tempat kami tinggal dan bernaung, seorang istri yang ditinggal mati suaminya dipandang sebelah mata.
Padahal mereka tidak tahu apa yang sudah dialamai ibuku, mereka  hanya pandai mencela mungkin dikarenakan kurangnya asupan agama. Maka dari itu ibuku berusaha menujukan kepada dunia bahwa ibu bisa mengidupiku dan saudara-saudaraku sampai hidup anak-anak kesayangnya terjamin dan sukses dari hasil keringat ia sendiri. Karenakebahagiaan kami adalah kebahagiannya, kesedihan kami juga kesedihannya.

Terimakasih ibu, atas apa yang telah ibu korbankan dan perjuangkan buat anak-anakmu. Ibu sangat berjasa dan berpengaruh dalam hidup kami, kami menyayangi ibu, kami mencintai ibu, karena ibu adalahibu terhebat buat kami. (Ratna Aprilia Piliang, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar