IBU, mungkin semua orang mengatakan dialah sosok malaikat tak
bersayap, dan wanita yang hebat. Aku tahu menjadi seorang ibu tidaklah mudah,
sebab harus menjadi contoh dan panutanan untuk anak-anaknya dan menjadi mitra bagi
suaminya.
Sampai
saat ini, aku tidak mengerti mengapa kau mempunyai hati yang sabar. Selalu
mengalah dan diam ketika oranglain ingin menjatuhkanmu. Seandainya kita bisa
bertukar posisi walau hanya 1 menit, mungkin aku takkan sanggup menjadi penyabar
seperti yang ibu lakukan setiap hari.
Bu
tangismu menjadi tangisku, bahagiamu menjadi bahagiaku. Aku bersyukur mempunyai
ibu sepertimu, setia, sabar dan selalu ada ketika anak-anaknya dalam kesulitan.
Dari ibu, aku belajar apa arti kesabaran, dari ibu juga aku belajar tentang
susahnya kehidupan, ketika kita tak mau berusaha.
Ibu yang
selalu mengatakan padaku "bersabarlah nak, kelak suatu hari nanti kesabaran
kita akan berakhir bahagia". Mungkin aku terlalu cuek dan tidak perduli
dengan kata-kata yang setiap kali ibu ucapkan padaku. Tapi percayalah bu aku
selalu meperhatikan ketika ibu diam dan termenung, aku tahu ibu sebenarnya
ingin menangis tapi tidak di depan kami.
Ibu tidak
mau anak-anakmu melihat kau meneteskan airmata, karena itu ibu berupaya tetap tegar dihadapan
kami. Bu, ingin sekali aku mengatakan langsung bahwasan aku menyayangimu sampai
kapanpun tapi aku terlalu gengsi bu. Maafin aku ya bu hanya bisa
menyampaikannya lewat tulisan.
Bu
tetap menjadi orang sabar yang aku kenal ya bu yang tidak pernah marah dan
benci kepada siapapun. Ibu tidak perlu takut, disetiap doa terbaikku yang
kupanjatkan kepada Allah, namamu di urutan pertama. Jangan khwatir bu, aku
sedang berusaha memperbaiki sujudku agar tidak berantakan.
Terima
kasih, ibu sudah menjadi ibu yang hebat, ibu yang selalu sabar mendidik kami
dari kami lahir hingga sampai saat ini. Salam rindu dari anak gadismu, saya
mecintaimu selalu. (Suhada Pratiwi, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sumut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar