Rabu, 25 Mei 2016

TRAGEDI AIR TERJUN DUA WARNA, MOMENTUM UNTUK BERSAHABAT DENGAN ALAM

Objek Wisata Air Terjun Telaga Dua Warna
Maut memang rahasia dan otoritas Allah Swt, namun tragedi banjir bandang yang terjadi di objek wisata air terjun telaga dua warna Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menghentak rasa kemanusiaan masyarakat Sumatera Utara.
Puluhan generasi muda daerah ini tewas akibat terseret arus deras banjir banding yang begitu dahsyat dan mematikan. Kejadian banjir bandang di Lau Betimus, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, mengingatkan kita akan tragedi yang sama di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat beberapa tahun yang lalu.
Waktu itu, puluhan bahkan mungkin ratusan orang meninggal. Termasuk tidak sedikit yang kehi langan harta benda, seperti rumah dan lainnya. Informasi berkembang ketika itu, penyebab banjir bandang diduga karena pengrusakan hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL). Namun seiring waktu berjalan, tidak diketahui secara pasti upaya hukum yang dilakukan atas pengrusakan hutan tersebut.
Sama seperti banjir bandang di air terjung dua warna Deli Serdang. Pasca kejadian itu, sejumlah pihak menduga, penyebab utama terjadinya banjir bandang karena adanya aktivitas pengrusakan hutan di dibagian atas yakni Tanah Karo. Suara-suara lantang yang meminta pemerintah untuk mengusut tuntas aksi pengrusakan lingkungan hutan di daerah tersebut, terdengar lantang dan keras. Tapi seiring waktu, kita juga tidak tahu, apakah desakan itu berujung di meja hijau dengan orang-orang yang terbukti melakukan pengrusakan hutan.
Terlepas dari itu, bagi kita masyarakat, peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga yang harus diingat, bahwa ketika kita merusak lingkungan, maka kita yang akan menanggung resiko dan dampaknya.
Sejalan dengan itu, ke depan seluruh stakeholder lingkugan harus bergandeng tangan dan bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan. Peristiwa banjir bandang air terjun dua warna harus dijadikan momentum kebangkitan untuk menjaga lingkungan. Dan yang terpenting menjadi tonggak awal membangun kesadaran bersama bahwa sudah saatnya kita kembali bersahabat dengan alam dan lingkungan. 
Semoga para korban diterima Allah disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar menghadapi musibah ini. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar