Jumat, 11 Maret 2016

TENTUKAN MASA TUAMU PADA MASA MUDAMU

Masa muda adalah waktu seorang hamba dalam posisi prima, baik dalam pemikiran, tindakan dan sikap. Masa muda juga masa-masa terindah dalam kehidupan seseorang, karena pada waktu muda, seorang membangun pondasi masa depannya. Sukses dan tidak sukses pada masa tua, dilihat pada masa mudanya. Maka tidak salah diajarkan untuk memanfaatkan masa muda sebelum datang masa tua. 
Pada masa muda juga dibentuk karakter diri serta arah masa depan. Maka benarlah Presiden RI pertama Soekarno mengatakan “Berikan aku pemuda, akan kugoncang dunia”. Begitulah besarnya kekuatan yang dimiliki pemuda.Namun sebagai seorang muslim, tentu harus memahami bahwa sebesar apapun kekuatan yang dimiliki, semuanya tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Karena Allah yang mengatur dan menentukan kekuatan hamba-Nya. Oleh karena itu, dalam Islam diajarkan, dilarang bersifat sombong dan angkuh. 
Meskipun secara manusiawi, masa muda, adalah masa dimana seseorang memiliki kekuatan, keberanian dan sifat kritis. Idealisme pun merupakan salah satu ciri dari watak anak muda. Itu cita-cita murni seorang pemuda yang tertanam kuat didalam hati sanubari untuk mencapai kejayaan bagi semua umat.
Tan Malaka menyebutkan bahwa “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda”. Kekuatan, keberanian serta sifat kritis tertanam dalam jiwa anak muda untuk melakukan terobosan berdasarkan obyektifitas dan rasionalitas. Dalam sebuah syair disebutkan Subbanul yaumi rijalul ghaddi” (pemuda hari ini pemimpin masa depan). Di tangan pemuda terletak segala urusan umat, dan dikedua kakinya terletak kejayaan umat.
Pemuda adalah generasi PENGGANTI bukan generasi PENERUS!”. Karena pemuda lah yang melakukan perbaikan kearah lebih baik. Tugas dan beban berat itu harus dilakoni pemuda dalam rangka melakukan perubahan. Sejarah telah menorehkan catatan perjalanan pemuda, dimana ketika masa mudanya penuh pengorbanan dan perjuangan guna mencapai kejayaan. Pemuda dipastikan memberdayakan seluruh potensinya.
Bung Hatta pernah berkata, "Pemuda–pemuda memiliki jiwa yang murni. Pemuda hanya ingin melihat pelaksanaan secara jujur yang telah dijanjikan pemimpin kepada rakyat. Dan salah satu peran penting yang diemban pemuda adalah  menjadi "agent of social control"
Atas dasar itu, sangat dibutuhkan kehadiran pemuda–pemuda yang sadar untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Itu merupakan fungsi mendasar pemuda sebagai garda terdepan pembawa pembaharuan dengan ilmu pengetahuan dan kebenaran untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak. 
Disamping itu, juga sangat diperlukan  nasehat, dukungan maupun masukan dari setiap elemen masyarakat. Sebab pengalaman adalah guru terbaik yang dapat mendewasakan serta mematangkan pimikiran, agar dalam setiap pengambilan keputusan kita bisa lebih berhati hati.
Tuntutan bagi seorang pemuda bukan memperlihatkan sebesar apa kekuatannya, keberanian, serta sifat kritis. Tapi dari seorang pemuda dituntut kemauan dan kemampuan menyuarakan maupun mengajak umat melakukan pembaharuan. Seperti yang sudah dilakukan para tokoh bangsa, dalam mengawal dan memproses kemerdekaan Indonesia dari cengkraman penajajah. Sejarah mencatat, Bung Karno, Bung Hatta serta sejumlah tokoh lainnya telah menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan demi kejayaan Bangsa Indonesia. Begitu juga R.A. Kartini, ia kenal sebagai pejuang kaum perempuan Indonesia. R.A. Kartini wafat dalam usia muda, dengan usia yang relatif singkat, ia bisa melahirkan perubahan melului pemikirannya.
Padahal perjuangan dan cita-cita RA Kartini, merealisasikannya tidak semudah membalik telapak tangan. Bangsa penjajah yang melihat gerakan dan perjuangan RA Kartini mampu membahanyakan eksistensi mereka di negeri, tidak letih menghalangi. Bahkan menghalalkan segala tindakan sebagai upaya menggagalkan misi RA Kartini. 
Meski aral menghalang, RA Kartini sebagai bagian dari pemuda Indonesia tetap maju melangkah. Hingga pada akirnya, usaha-usaha RA Kartini membuahkan hasil yakni berhasil mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia.
Sama seperti yang pernah disampaikan Harriet Beecher Stowe. “Masa lalu, sekarang, dan yang akan datang sebenarnya satu, mereka adalah hari ini’. Pandangan ini sama dengan nasihat para orang-orang bijak yang mengatakan, “Apa yang disemai, itu yang akan dituai”. Jika pada masa muda kita menyemai benih-benih kejayaan dan kebahasilan, maka pada hari tua kita akan menuai atau memanen kejayaan pula. 
Jika kita kaitkan dengan metode menuntut ilmu pengetahuan, masa yang lebih tepat, itu pada usia muda. Seperti nasehat yang dirangkai dalam syair, “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di waktu tua, bagai mengukir di atas air’. Semua kondisi itu, sangat tergantung atas pilihan kita. Jika kita ingin senang pada hari tua, kita harus berjaya pada masa muda. Ingin berjaya pada masa muda, seluruh pontensi yang dimiliki harus digerakkan untuk meraih kejayaan. (Hikmatiar Harahapmahasiswa Fakultas Syari’ah jurusan Akhwalu al Syakhsiyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar