Tidak ada yang
dapat menggantikan pengorbanan seorang ibu. Sebab pengorbanannya melebihi
kekuatan cinta dan kasih sayang yang begitu dahsyat.
foto by google |
Ibu rela
mengorbankan miliknya yang terbaik demi anak-anaknya. Pengorbanan itu dimulai sejak
kita berada di dalam kandungan, yang membutuhkan waktu sekitar 9 bulan. Tidak ada
yang bisa menggantikan beratnya perjuangan ibu, besarnya pertahatiannya. Ibu
sanggup sakit-sakitan, agar anak dalam kandungannya baik, dan lahir dan kondisi
sehat.
Setelah kita lahir, tuntutan
akan pengorbanan ibu terus belanjut, di saat anak masih anak bawah umur lima
tahun (Balita). Anak yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga
seluruhnya harus disiapkan ibu. Meski demikian, ibu tetap tersenyum dengan
tulus. Apalagi ketika anaknya dalam kondisi sakit, ibu selalu memberi kan perawatan
terbaik. Ketika dalam bahaya, ibu hadir dan tampil di depan seba gai pelindung
dan penyelamat.
Saat usia anaknya remaja, berbagai
kenakalan yang dilakukan sang anak tidak lantas membuat ibu lelah dan menyerah.
Nasehat dan keteladan hidup terus ditransformasikan, meskipun terkadang nasehat
dan keteladan ibu seringkali diabaikan anak-anaknya.
Hingga anak-anaknya
dewasa, ternyata pengorbanan ibu tetap belum usai. Ketika anak jatuh bangun
membangun dunianya, ibu yang selalu selalu setia member dukungan dan semangat. Karena
ibu adalah sosok paling bahagia disaat anaknya meraih sukses. Apalagi kalau
kesuksesan itu membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
Ketika saat
anak memasuki tahap untuk membina rumah tangga dengan pilihan hatinya, ibu
tidak serta merta menghilangkan perhatian dan penjagaanya seperti yang
dilakukan selama ini. Bahkan ibu menjelma menjadi orang yang selalu siap memberikan
bantuan agar anaknya sukses membina rumah tangga.
Itulah ibu,
sesorang yang tidak dapat dipresentasikan hanya dengan sebutan dan tulisan,
apalagi hanya sekedar pahlawan atas pengorbanan yang telah dilakukannya. Jiwa dan
raga dipertaruhkan untuk anaknya, sejak anak dalam kandungan hingga ia dewasa
dan membina rumah tangga.
Lebih dari
itu, dalam setiap nafas ibu, selalu terlantun doa-doa untuk buah hatinya kelak
setelah besar menjadi anak soleh dan solehah. Atas seluruh pengorbanan yang
dilakukan seorang ibu, ia akan tetap bersemi dihati para anak-anaknya. Dia
akan selalu dikenang, disaat masih hidup dan ketika dia sudah tiada.
Ibu adalah
ratu nan bijaksana, ratu yang tidak pernah lelah dan menyerah, ratu yang selalu
tampil terdepan, ratu yang tidak pernah alpa mendoakan kebaikan dan kesuksesan anak-anaknya serta ratu yang tak pernah ragu dalam membela dan melindungi
anak-anaknya.
Semoga semua
ibu, selalu Allah berikan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan umur yang
berkah. Dan semoga para ibu yang sudah menghadap Sang Ilahi Robbi, dihapuskan
dosa dan kesalahannya, dilapangkan kuburnya, ditempat di surga, amin ya robbal
alamin. (Tulisan Sitti Wardah Binti Hatimul Ahsom, mahasiswa semester I,
jurusan Alkhwal al Syakhsiyah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumut/ editing
Mursal Harahap, S.Ag, M. Kom.I)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar