Selasa, 06 Desember 2016

“KECEMBURUAN” AYAH !

Dia adalah sosok laki-laki penuh kesabaran, tanggungjawab, tegas, kuat, pekerja keras dan bijaksana. Dibenci tapi dirindu, terasa tepat untuk menjelaskan posisinya.
Sifatnya yang tegas dan terkesan protektif, membuat dirinya terkesan dibenci. Lalu sifatnya yang selalu siap memberikan perlindungan dan bertanggungjawab, sehingga kehadirannya selalu dirindukan. Di dalam keluarga, ia adalah seorang pemimpin, imam serta panutan. Dia adalah Ayah.
Ayah adalah satu kata yang mengingatkan akan sosok laki-laki kuat, bertanggungjawba, pekerja keras dan bijaksana. Meskipun dalam prakteknya dalam kehidupan, jika seseorang dihadapkan pada pilihan, lebih ingin dekat dengan ibu atau ayah, kebanyakan para anak lebih memilih ibunya.
Pilihan inilah yang kemudian melahirkan rasa cemburu para ayah. Cemburu karena anak-anaknya lebih memilih dekat kepada ibu. Meskipun banyak pendapat mengamini dan menilai adalah sebuah kewajaran jika anak-anak lebih memilih ibu daripada ayah. Kedekatan seorang ibu dengan anaknya. Padahal kasih sayang yang diberikan sama, hanya saja penyampaian berbeda.
Ayah setiap hari membanting  tulang, mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarga. Apakah kita tahu yang diinginkan setelah lelah bekerja. Ia ingin sekali kita  ada didekatnya dan menanyakan keadaannya.
Tapi terkadang kita asik dengan gadget. Hal itu menimbulkan rasa cemburu pada ayah. Ayah yang tadinya ingin mendapat perhatian mu, tidak ia dapatkan karena kesibukanmu dengan gadget. Perasaannya kecewa, yang awalnya ingin membuatmu senang dengan memberikan fasilitas akan tetapi tidak digunakan dengan baik.
Sebenarnya ia ingin melarangmu, tapi ia takut menyakiti hatimu. Walaupun ia cemburu dengan perlakuanmu yang terlalu asik dengan gadget. Ia hanya diam saja. Kalaupun rasa cemburu tidak bisa dibendung, ia tidak sengaja membentakmu untuk menyalurkan kecemburuannya, agar kita tahu membagi waktu dengannya, dan tidak hanya asik dengan gadget.
Tapi terkadang hal itu membuat kita marah. Hatinya hancur melihatmu malah balik marah padanya, tapi ia tetap berusaha bijaksana. Ia tidak ingin membujukmu, namun menyuruh ibu membujukmu. Sekali lagi ini dilakukan agar tetap terlihat bijaksana dihadapanmu.
Dan ketika kita meminta izin keluar rumah, ia tidak memperbolehkannya. Tahukah kamu alasan mengapa ayah melarangmu, ia takut bahaya-bahaya yang ada di luar sana. Bathinnya sangat bergejolak, karena ia sangat ingin menuruti keinginanmu tapi tetap menjagamu.
Ketika saat libur, ia sebenarnya ingin sekali menghabiskan waktunya bersamamu, mendapatkan perhatianmu dan merasakan diistemewakan walaupun sehari saja. Akan tetapi kita asik menghabiskan waktu libur bersama teman-teman. Ayah ingin melarang, tapi ia takut, takut membuatmu sedih dan akhirnya merelakanmu pergi.
Ketika ayah melihatmu mulai dekat dengan seorang pria, lagi-lagi ia merasa cemburu. Ia cemburu karena perhatianmu terbagi dengan orang lain dan sekali lagi ia tidak terlalu berani melarangmu karena ia tahu bahwa kau sudah beranjak dewasa. Ia hanya bisa melihatmu dan menjagamu dari jauh. Semua rasa cemburunya terlihat seperti rasa marah, hanya kita tidak mengerti apa yang dia rasakan.
Ia hanya minta perhatianmu, perhatian yang kau berikan kepada ibu, gadget, tema-teman dan pada pria yang telah mencuri perhatianmu. Ia ingin perhatian itu dicurahkan kepadanya walaupun hanya sehari saja. Tapi akan kita tahu tentang hal itu, bahkan kita kebanyakan acuh dengan keinginan dan kecemburuan tersebut. (Tulisan :Yuliana, mahasiswa Semester I, Jurusan Siyasah- B, Fakultas Syariah, UIN Sumut)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar